Akhirnya kita berada
dipenghujung acara SMAMA LEAGUE. Yah walaupun kelas gue, XI IPS 3 gak berhasil
masuk final. Tapi gue salut sama temen-temen gue yang sudah berhasil sampai
babak semi final walaupun kalah waktu melawan XII IPS 2. Bukan masalah, toh kelas
gue berhasil meraih juara 4. Biarpun juara 4, tim kelas gue juga dapat hadiah
loh, wkwkwk :D. pokoknya gue salut banget sama temen-temen cowok gue terkecuali
Dika yang emang gak pernah ikutan main bola. Buat Adin, Ami, Arif, Aulia,
Safril, Fadhil, Faisal, Fikri dan Rusydi
jangan patah semangat. Next time masih ada pertandingan yang harus
kalian menangkan. Kami para cewek-cewek selalu setia mendukung dan menonton
kalian haha. Dan gue salut buat panitia yang ngadain SMAMA LEAGUE 2012.
Acaranya sukses bikin sekolah rame kalau sore hari. Gak kenal itu ade ataupun
kakak kelas, kami semua berbaur menjadi satu. Oh iya, ini gue punya sedikit
foto-foto supporter kelas gue waktu final kemaren.
Kamis, 24 Mei 2012
Jumat, 18 Mei 2012
Dakwah Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Buat kalian yang baru aja dikasih guru PAI kalian tugas buat dakwah, nih gue punya contohnya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Wahyu pertama ini, sebagai tanda pengangkatan Muhammad menjadi utusan Allah, memerintahkan “Iqro’= bacalah”. Meski tak secara langsung mengatakan “belajarlah”, namun perintah Allah dalam ayat ini untuk membaca adalah perintah tersirat kepada manusia untuk belajar, karena membaca merupakan salah satu cara untuk belajar. Membaca yang dimaksudkan disini tak sekedar membaca buku atau materi pelajaran, tetapi juga bermakna sebagai perintah untuk membaca dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah.
Tidakkah kita sadari bahwa wahyu pertama ini, yang memerintahkan untuk membaca mengandung makna yang luas tentang pentingnya belajar? Allah tidak menurunkan wahyu pertama berupa perintah untuk shalat, puasa, sedekah, zakat dan sebagainya, tetapi perintah “Iqro’ = bacalah” yang dapat kita tafsirkan sebagai perintah untuk belajar. Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal, kita wajib berilmu, yang insya Allah akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia akhirat.
Islam tidak menghendaki umatnya sengsara di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Tegasnya, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, meskipun di tempat yang jauh dari negerinya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri China karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena ridha terhadap ilmu yang dituntutnya.’ (HR ibnu Abdi Al-bar)
Dari ayat dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menuntut ilmu pada dasarnya adalah wajib/fardhu. Ada yang hukumnya fardhu ‘ain seperti menuntut ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah seperti cara berwudhu, shalat, dan sebagainya. Ada pula yang hukumnya fardu kifayah, seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendukung urusan-urusan dunia, seperti ilmu kedokteran karena ilmu ini menjadi sesuatu yang penting untuk memelihara tubuh, atau ilmu hitung karena ini menjadi sesuatu yang penting didalam muamalah (jual beli), pembagian wasiat, harta waris dan lainnya. Selain itu, hukum menuntut ilmu bisa berubah menjadi haram jika ilmu yang dipelajari dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain, atau menyesatkan dan membahayakan, seperti ilmu hitam, ilmu sihir, ilmu santet dan sebagainya.
Allah mewajibkan manusia menuntut ilmu bukan tanpa sebab. Ada banyak sekali keutamaan menuntut ilmu yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Mujaadilah ayat 11:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…...” (QS Al-Mujaadilah: 11)
Satu hal lagi yang harus diketahui, bahwa orang yang berilmu memiliki pendirian yang teguh, tidak mudah terombang-ambing, serta tidak mudah tergoda oleh bujukan syaitan. Bahkan dalam sabdanya Rasulullah menyebutkan bahwa seorang yang berilmu (alim) lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah yang tidak berilmu :
“Seorang yang alim lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah (yang tidak berilmu)” (HR. Tirmidzi)
Selanjutnya, yang tak kalah pentingnya untuk direnungkan adalah bahwa pada suatu saat nanti, yang kita tak ketahui kapan datangnya, entah hari ini, esok, lusa atau kapan saja Allah berkehendak, malaikat maut akan datang menjemput kita untuk menjalani kehidupan lain di alam berbeda. Ketika masa itu tiba, tak ada lagi yang dapat kita lakukan untuk menambah isi pundi-pundi pahala kita, terputuslah kita dari kehidupan dunia, kecuali 3 hal yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak sholeh yang selalu mendoakan, sebagaimana sabda Rasul :
“Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya keculai 3 hal, yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai investasi masa depan. Dengan sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak soleh yang selalu mendoakan, kita tetap mendapat tambahan pahala meski kita tak lagi menjalani kehidupan di alam fana ini. Hadits ini juga menyiratkan perintah untuk ‘memanfaatkan’ ilmu yang kita miliki. Tak hanya sekedar mengetahui suatu ilmu, tetapi perlu pengamalan dalam kehidupan. Kata orang bijak ‘ilmu tanpa pengamalan ibarat pohon tanpa buah”. Ada pula yang menyebutkan, ilmu tanpa amal, pincang, dan amal tanpa ilmu, buta. Oleh karena itu harus ada kesesuaian antara ilmu dan amal.
Selain mengamalkan ilmu yang kita miliki, kita juga diperintakan berbagi ilmu atau mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Berbagi ilmu dengan orang lain tak sama dengan berbagi harta. Jika kita memberikan harta kita kepada orang lain, maka secara otomatis kita akan kehilangan harta itu atau dengan kata lain kita tak lagi memilikinya. Berbeda halnya dengan memberikan ilmu. Jika kita mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain, kita tidak akan kehilangan ilmu pengetahuan yang kita miliki, tetapi malah semakin menambah penguasaan kita terhadap ilmu tersebut.
Yang harus kita ingat adalah ilmu yang dimiliki hendaknya tidak membuat kita tinggi hati dan merasa lebih hebat dari orang lain. Niat menuntut ilmu hendaknya didasari keikhlasan karena Allah SWT. Orang yang menuntut ilmu dengan niat untuk membanggakannya di hadapan manusia diancam akan dimasukkan ke dalam neraka. Sabda rasul yang artinya:
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)”
Ilmu pengetahuan berkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Jika kita berhenti belajar, sementara ilmu pengetahuan semakin berkembang, maka kita akan tertinggal. Oleh karena itu, proses belajar manusia tak hanya berhenti ketika kita menyelesaikan studi di bangku pendidikan. Menuntut ilmu tak hanya dilakukan di bangku sekolah atau kuliah. Sejatinya, dunia ini adalah laboratorium pendidikan. Setiap elemennya adalah sarana untuk menambah wawasan dan mengambil pelajaran. Karena itulah, proses belajar manusia seharusnya berawal sejak manusia dilahirkan hingga kematian menjemput. Rasulullah SAW bersabda:
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”
Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup. Berdasar dari hadits itu pula, kita seharusnya termotivasi agar tak pernah lelah untuk belajar. Kita niatkan perjuangan menuntut ilmu ini sebagai ibadah kepada Allah, dengan niat suatu hari kelak akan kita bagi kepada orang lain, agar ilmu yang kita miliki tak hanya bermanfaat buat diri kita, tetapi juga makhluk Allah yang lain. Jangan pernah berhenti belajar hal-hal bermanfaat, selama kita masih diberi kesempatan oleh Allah. Dengan niat ikhlas kartena Allah, mudah-mudahan kita semua memperoleh keutamaan menuntut ilmu seperti yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Aamiin.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada kekurangan itu datangnya dari diri saya sebagai makhluk dhoif yang tak luput dari khilaf, dan atas semua kesalahan itu mohon dimaafkan dan dimohonkan ampun kepada Allah SWT. Semua kebenaran yang terucap datangnya dari Allah SWT sebagai sang Khalik yang Maha Sempurna, semoga dapat dijadikan pelajaran dan bahan renungan.
Puji
dan Syukur tak henti kita panjatkan kepada Allah SWT yang tiada henti
memberikan nikmat, berkah, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Karena nikmat dan
hidayah dari Allah berupa keimanan dan keislaman-lah yang membuat kita tetap
kokoh berjalan di atas jalan Allah. Dan nikmat kesehatan dan kesempatan dari
Allah pula sehingga hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka
melaksanakan salah satu aktivitas yang merupakan kewajiban kita sebagai umat
Islam, yakni menuntut ilmu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamiin, yang telah menggempur kesesatan dan mengibarkan panji-panji kebenaran, serta memperjuangkan islam hingga sampai kepada kita sebagai rahmat tak terperi dari allah SWT.
Para hadirin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membawakan dakwah tentang “Keutamaan menuntut Ilmu”
Kita lahir di bumi ini dalam keadaan tak berilmu. Oleh karena itu, setiap orang tua berkewajiban mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anaknya. Karena manusia lahir ke dunia dalam keadaan tak berilmu, maka Allah SWT memerintahkan kepada semua manusia, terutama umat islam untuk belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal untuk menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul ;
“Belajarlah karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai, dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh.”
Dalam pandangan islam, ilmu adalah sesuatu yang tergolong suci. Ilmu bagaikan pelita atau cahaya di malam yang gelap. Seseorang tak kan dapat berjalan dengan baik di malam yang gelap tanpa cahaya atau pelita, demikian pula halnya tak dapat seseorang membedakan yang benar dan salah, kecuali dengan ilmu. Mengenai perintah menuntut ilmu, Allah SWT memerintahkan secara tersirat dalam wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, QS Al-Alaq ayat 1 – 5:
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamiin, yang telah menggempur kesesatan dan mengibarkan panji-panji kebenaran, serta memperjuangkan islam hingga sampai kepada kita sebagai rahmat tak terperi dari allah SWT.
Para hadirin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membawakan dakwah tentang “Keutamaan menuntut Ilmu”
Kita lahir di bumi ini dalam keadaan tak berilmu. Oleh karena itu, setiap orang tua berkewajiban mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anaknya. Karena manusia lahir ke dunia dalam keadaan tak berilmu, maka Allah SWT memerintahkan kepada semua manusia, terutama umat islam untuk belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal untuk menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul ;
“Belajarlah karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai, dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh.”
Dalam pandangan islam, ilmu adalah sesuatu yang tergolong suci. Ilmu bagaikan pelita atau cahaya di malam yang gelap. Seseorang tak kan dapat berjalan dengan baik di malam yang gelap tanpa cahaya atau pelita, demikian pula halnya tak dapat seseorang membedakan yang benar dan salah, kecuali dengan ilmu. Mengenai perintah menuntut ilmu, Allah SWT memerintahkan secara tersirat dalam wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, QS Al-Alaq ayat 1 – 5:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Wahyu pertama ini, sebagai tanda pengangkatan Muhammad menjadi utusan Allah, memerintahkan “Iqro’= bacalah”. Meski tak secara langsung mengatakan “belajarlah”, namun perintah Allah dalam ayat ini untuk membaca adalah perintah tersirat kepada manusia untuk belajar, karena membaca merupakan salah satu cara untuk belajar. Membaca yang dimaksudkan disini tak sekedar membaca buku atau materi pelajaran, tetapi juga bermakna sebagai perintah untuk membaca dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah.
Tidakkah kita sadari bahwa wahyu pertama ini, yang memerintahkan untuk membaca mengandung makna yang luas tentang pentingnya belajar? Allah tidak menurunkan wahyu pertama berupa perintah untuk shalat, puasa, sedekah, zakat dan sebagainya, tetapi perintah “Iqro’ = bacalah” yang dapat kita tafsirkan sebagai perintah untuk belajar. Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal, kita wajib berilmu, yang insya Allah akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia akhirat.
Islam tidak menghendaki umatnya sengsara di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Tegasnya, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, meskipun di tempat yang jauh dari negerinya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri China karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena ridha terhadap ilmu yang dituntutnya.’ (HR ibnu Abdi Al-bar)
Dari ayat dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menuntut ilmu pada dasarnya adalah wajib/fardhu. Ada yang hukumnya fardhu ‘ain seperti menuntut ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah seperti cara berwudhu, shalat, dan sebagainya. Ada pula yang hukumnya fardu kifayah, seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendukung urusan-urusan dunia, seperti ilmu kedokteran karena ilmu ini menjadi sesuatu yang penting untuk memelihara tubuh, atau ilmu hitung karena ini menjadi sesuatu yang penting didalam muamalah (jual beli), pembagian wasiat, harta waris dan lainnya. Selain itu, hukum menuntut ilmu bisa berubah menjadi haram jika ilmu yang dipelajari dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain, atau menyesatkan dan membahayakan, seperti ilmu hitam, ilmu sihir, ilmu santet dan sebagainya.
Allah mewajibkan manusia menuntut ilmu bukan tanpa sebab. Ada banyak sekali keutamaan menuntut ilmu yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Mujaadilah ayat 11:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…...” (QS Al-Mujaadilah: 11)
Satu hal lagi yang harus diketahui, bahwa orang yang berilmu memiliki pendirian yang teguh, tidak mudah terombang-ambing, serta tidak mudah tergoda oleh bujukan syaitan. Bahkan dalam sabdanya Rasulullah menyebutkan bahwa seorang yang berilmu (alim) lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah yang tidak berilmu :
“Seorang yang alim lebih sulit digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah (yang tidak berilmu)” (HR. Tirmidzi)
Selanjutnya, yang tak kalah pentingnya untuk direnungkan adalah bahwa pada suatu saat nanti, yang kita tak ketahui kapan datangnya, entah hari ini, esok, lusa atau kapan saja Allah berkehendak, malaikat maut akan datang menjemput kita untuk menjalani kehidupan lain di alam berbeda. Ketika masa itu tiba, tak ada lagi yang dapat kita lakukan untuk menambah isi pundi-pundi pahala kita, terputuslah kita dari kehidupan dunia, kecuali 3 hal yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak sholeh yang selalu mendoakan, sebagaimana sabda Rasul :
“Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya keculai 3 hal, yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai investasi masa depan. Dengan sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak soleh yang selalu mendoakan, kita tetap mendapat tambahan pahala meski kita tak lagi menjalani kehidupan di alam fana ini. Hadits ini juga menyiratkan perintah untuk ‘memanfaatkan’ ilmu yang kita miliki. Tak hanya sekedar mengetahui suatu ilmu, tetapi perlu pengamalan dalam kehidupan. Kata orang bijak ‘ilmu tanpa pengamalan ibarat pohon tanpa buah”. Ada pula yang menyebutkan, ilmu tanpa amal, pincang, dan amal tanpa ilmu, buta. Oleh karena itu harus ada kesesuaian antara ilmu dan amal.
Selain mengamalkan ilmu yang kita miliki, kita juga diperintakan berbagi ilmu atau mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Berbagi ilmu dengan orang lain tak sama dengan berbagi harta. Jika kita memberikan harta kita kepada orang lain, maka secara otomatis kita akan kehilangan harta itu atau dengan kata lain kita tak lagi memilikinya. Berbeda halnya dengan memberikan ilmu. Jika kita mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain, kita tidak akan kehilangan ilmu pengetahuan yang kita miliki, tetapi malah semakin menambah penguasaan kita terhadap ilmu tersebut.
Yang harus kita ingat adalah ilmu yang dimiliki hendaknya tidak membuat kita tinggi hati dan merasa lebih hebat dari orang lain. Niat menuntut ilmu hendaknya didasari keikhlasan karena Allah SWT. Orang yang menuntut ilmu dengan niat untuk membanggakannya di hadapan manusia diancam akan dimasukkan ke dalam neraka. Sabda rasul yang artinya:
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)”
Ilmu pengetahuan berkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Jika kita berhenti belajar, sementara ilmu pengetahuan semakin berkembang, maka kita akan tertinggal. Oleh karena itu, proses belajar manusia tak hanya berhenti ketika kita menyelesaikan studi di bangku pendidikan. Menuntut ilmu tak hanya dilakukan di bangku sekolah atau kuliah. Sejatinya, dunia ini adalah laboratorium pendidikan. Setiap elemennya adalah sarana untuk menambah wawasan dan mengambil pelajaran. Karena itulah, proses belajar manusia seharusnya berawal sejak manusia dilahirkan hingga kematian menjemput. Rasulullah SAW bersabda:
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”
Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup. Berdasar dari hadits itu pula, kita seharusnya termotivasi agar tak pernah lelah untuk belajar. Kita niatkan perjuangan menuntut ilmu ini sebagai ibadah kepada Allah, dengan niat suatu hari kelak akan kita bagi kepada orang lain, agar ilmu yang kita miliki tak hanya bermanfaat buat diri kita, tetapi juga makhluk Allah yang lain. Jangan pernah berhenti belajar hal-hal bermanfaat, selama kita masih diberi kesempatan oleh Allah. Dengan niat ikhlas kartena Allah, mudah-mudahan kita semua memperoleh keutamaan menuntut ilmu seperti yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Aamiin.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada kekurangan itu datangnya dari diri saya sebagai makhluk dhoif yang tak luput dari khilaf, dan atas semua kesalahan itu mohon dimaafkan dan dimohonkan ampun kepada Allah SWT. Semua kebenaran yang terucap datangnya dari Allah SWT sebagai sang Khalik yang Maha Sempurna, semoga dapat dijadikan pelajaran dan bahan renungan.
Lomba PBB SMANSA Banjarbaru
Ketemu lagi kan sama gue. Ini cerita pengalaman gue jadi
danton yang ke tiga kali. Ini waktu lomba di SMAN 1 Banjarbaru, smansa lebih
tepatnya. Alah itu kan singkatannya. Yasudahlah daripada gue ngolor ngidul
mempermasalahkan ni sekolah mending gue cerita tentang gue. Oke, pertama waktu
gue disuruh temen-temen gue jadi danton lagi gue ga mau. Gue takut bikin
temen-temen gue kalah kayak di smaven dan smaga bjb kemaren. Tapi temen2 gue
kekeh nyuruh gue jadi danton. Yah terpaksa gue mau, tapi gue bikin pernyataan
kalau lomba di smansa kali ini gue bikin temen2 gue kalah lagi gue berhenti
ikut lomba. Latihan pun dimulai setelah pulang sekolah dan crass program.
Latihan yang biasanya cengengesan sekarang terlihat lebih disiplin. Dalam hati
gue tau, temen-temen gue kepengen menang mereka ga kepengen kalah sama junior
kami yangkemaren menang di smaga bjb. Gue pun bertekad dalam hati, gue ga boleh
bikin mereka kalah! Latihan serius dan semangat bikin gue yakin kalau kami
bakalan menang. 2 hari sebelum lomba,diadakan TM. Gue bareng jaka yang emang
selalu menghadiri TM lomba pun kali ini menghadiri TM LAGI di smansa. Kebetulan
banget hari itu ada acara keagamaan di sekolah gue. So, OSIS/PK jadi sibuk. Gue yang kebetulan anak OSIS juga
ikutan sibuk. Untung aja acara TM nya diadakan sore hari. Saat semua siswa udah
pulang, kami anak OSIS/PK tetap di sekolah buat beres-beres. Sampai jam 3 sore
gue di sekolah, ngomong-ngomong jam 3 gue pun langsung cus ke rumah jaka buat
jemput tu anak. Udah nyampe rumah jaka, kami pun otw smansa. Eh taunya waktu di
depan AZ (tinggal beberapa meter aja
lagi smansa) semua persyaratan lomba ketinggalann di rumah tu anak. Sial, kami
balik lagi kerumah jaka. Waktu TM aja udah sial, but untung banget tim gue
dapet nomor urut 22. Hari minggunya, perlombaan di mulai. Sumpah gue deg-deg an
banget. Hari ini kami tampil sebagai peserta nomor 12. Lomba berjalan dengan
lancar, dan tinggal beberapa tim lagi tim gue bakalan tampil. Gue dkk
bersiap-siap dan gue tak lupa minum ramuan dari Aris adik kelas gue yang
kebetulan danton tim B. Tu ramuan berisi air jeruk nipis yang dicampur dengan
kecap. Dan setelah tu ramuan gue minum, tiba-tiba perut gue mules. Padahal
tinggal 1 tim aja lagi, tim gue bakal tampil. Gue panic bercampur dengan perut
gue yang mules. Dan, beruntung banget gue. Panitia ngumumin ada break 1 jam,
buat sholat Dzuhur baru perlombaan di lanjutkan. Gue yang lagi mules-mulesnya,
langsung narik tangan Ami. Yang ini Ami Priani, bukan Ami temen gue di kelas si
Izhar. Dengan penuh paksaan gue minta temenin di ke wc. Ami yang emang pada
dasarnya baik hati dia mah nurut aja. Setelah masalah mules selesai, gue legaaa
banget haha. Males banget nih gue nerusin ni cerita, capek gue ngetik mulu dari
tadi. Intinya, alhmadulillah banget tim gue (tim A) berhasil mempertahankan
piala smansa di sekolah gue. Jadi ceritanya, ni piala bergilir bakalan nginep 2
tahun di sekolah gue dan semoga gak hanya 2 tahun. Kalo bisa nih ya selamanya
juga kagak papa haha. Oh iya tim B nya juga berhasil meraih juara, mereka juara
harapan 1. Semoga PASKIBRA SMAMA selalu akan tetap jaya ya, AMIN
Minggu, 13 Mei 2012
Jum'at Bersih
Di sekolah gue tiap hari jum’at diadakan acara yang namanya
Jum’at Bersih. Jadi 1 jam pelajaran pertama kami dkhususkan buat bakti social
atau ngebersihin ruangan. Kebetulan kelas gue (XI IPS 3) kalau hari jum’at
dapet ruang sosiologi. Biasanya sih kalau gue males beres-beres gue ngacir ke
sekre paskibra bareng Jaka, Selvi, Deby dan Bundo. Ntar kalo udah ganti jam
belajar ya gue langsung masuk aja ke kelas. Kalau di Tanya habis darimana, gue
jawab aja habis ngebersihin sekre paskib (tolong jgn ditiru kelakuan gue)
haha. Tapi jum’at ini gue gak bisa kabur, soalnya bu Afrida nyuruh gue
ngebersihin kaca. Eh taunya waktu gue mau ngelap, tu kaca udah bersih. Ternyata
temen sekelas gue udah bergerak cepat, beruntung banget kan gue gak perlu
capek-capek ngelap tu kaca.
Oh iya, selain jum’at
bersih di sekolah gue tiap jum’at juga ada GSA atau Gerakan Saudara Asuh. Jadi
entar ada anak OSIS/PK yang ngebagiin keranjang gitu. Ntar tu keranjang di
edarin ke anak-anak satu kelas, suka rela aja sih ngasihnya. Tapi temen-temen
gue ini kelas pada pelit gan, serebu perak aja buat berdua. Tapi gak apalah,
yang penting ikhlas kan. Nah, ntar tu uang di setor ke OSIS/PK. Di OSIS/PK tu
uang dikmpulin buat di sumbangin ke panti-panti gitu. Asikkan sekolah gue haha
*promo
SMAMA League
GLORY XI IPS 3. Yey, kelas kami hari ini (11 Mei 2012)
menang futsal melawan kelas XII IPA 1 dalam LIGA SMAMA. Tim kelas kami yang di
pimpin oleh Adin dan beranggotakan Fikri, Arif, Safril, Rusyidi serta kipar
kami yang bernama Fadhil ini sempat memperoleh
skor 1-1 pada babak pertama. Gue yang kebetulan lagi diklat paskibra aja rela
bolos buat dukung kelas gue tercinta ini. Tim lawan dari XII IPA 1 ini menurut
gue termasuk tim jago di sekolah, mereka sering menang dalam pertandingan
futsal. Maklum aja, tim kakak kelas gue ini punya pemain andalan seperti ka
Sobar yang juga bintang basket di sekolah gue. Awalnya gue sempet pesimis,
soalnya pada babak ke dua tim kelas gue kebobolan sehingga skor menjadi 2-1
atas keunggulan tim XII IPA 1. Dan jeng jeng apa yang terjadi pada detik-detik
terakhir babak ke dua, Fikri! Ya FIKRI! Temen gue yang jago dalam segala bidang
yang berhubungan dengan agama Islam ini berhasil menjebol pertahanan tim kelas
XII IPA 1. Sontak seluruh siswa kelas XI IPA maupun IPS serta sebagian kakak
kelas XII yang berada di tempat bersorak gembira. Gemuruh tepuk tangan,
teriakan, serta aksi-aksi diluar batas seperti berjoget di tengah lapangan basket pun tak sadar kami lakukan. Gue dan
teman-teman berloncat dan berteriak layaknya orang yang baru dapat pengumuman
kelulusan UN aja. Tapi pertandingan belum berakhir, karena skor seri 2-2. Wasit
pun memutuskan untuk tendangan finalty. Gue dan teman-teman serta tim kelas
kami pun membentuk lingkaran untuk berdoa bersama. Dan saat yang menegangkan
pun datang. Yang pertama kali melakukan tendangan finalty kelas XII IPA 1, dan saat tendangan itu di
layangkan oleh ka Sobar semua orang terdiam dan akhirnya kipar kelas kami
berhasil mempertahankan gawangnya. Lega rasanya melihat tu bola gak masuk, tapi
jantung gue dan temen-temen masih deg-deg an. Lalu giliran kelas kami yang
melakukan tendangan finalty, Ami alias Izhar siswa pindahan dari smada bjb yang
merupakan salah satu pemain futsal andalan kelas kami karena badannya yang
bongsor itu bersiap untuk mengambil tendangan. Saat dia melayangkan tendangan
mautnya, dan GOOOOOOOOOOL!!!!!!!!!!! Skor berubah menjadi 0-1, gue dkk langsung
jejingkrakan gak jelas. Mungkin waktu itu urat malu gue dkk udah putus kali ya.
Gak masalah yang penting kelas gue berhasil meruntuhkan pertahanan lawan. Oke,
pertandingan tidak berakhir disini bung, masih ada beberapa kali tendangan lagi
dan kali ini giliran kelas XII IPA 1 yang melakukan tendangan. Kali ini yang
melakukan tendangan ke dua adalah ka Luthfi, ketua PK periode 2010/2011. Waktu
dia mau nendang tu bola, mulut gue dkk komat-kamit bacain mantra supaya tu bola
kagak nyusruk ke dalam gawang kelas kami. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain,
tendangan ka Luthfi berhasil meruntuhkan pertahanan kipar kami. Gue dkk terdiam,
penonton pun mulai semakin gusar, siapa yang akan menjadi pemenang. Kelas kami
masih punya harapan , Adin kapten futsal kami ini menjadi satu-satunya orang
yang kami harap dapat menjebol pertahanan gawang sehingga tim kami menang. Adin
sudah mengambil ancang-ancang buat menendang, gue megang tangan Zakiah sambil
berdoa. Adin menendang bola dan
GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL!!! KELAS GUE MENANG WOY, KELAS GW MENANG!! Gue dan
temen-temen gue langsung berhamburan ke tengah lapangan, berjoget-joget norak layaknya
orang yang baru aja menang lotre. But itu semua gak penting, kami larut dalam
kegembiraan hari ini. Kebiasaan anak IPS nih kalau menang semua membaur menjadi
satu, gak tau itu anak kelas XI atau XII. Gak tau itu IPS 1, 2 atau 3. Salah
satu aja menang kami langsung mengumandangkan yel-yel kami yang berbunyi
“IPS..IPS..WOOOO..IPS..IPS…WOOO” kayak yel-yel orang-orang bola biasanya itu.
Bahkan anak IPA yang bukan anak IPS juga ikutan mnegumandangkan tu yel-yel.
Pertandingan hari ini berakhir, masih ada pertandingan selanjutnya. Semoga
kelas kami bisa sampai puncak pertandingan, Amin. Gak lupa nih, selamat buat
kelas XII IPA 1 yang tadi main udah sportif. Dan sampai ketemu di pertandingan
selanjutnya, bye..
Rabu, 09 Mei 2012
Today
Sekolah lagi sekolah lagi, ya sekolah memang kewajiban kite
kite yang berumur di bawah 17 tahun. Dengan mata berat gue bangun, gara-gara
malam tadi gue ngerjain tugas dakwah dan belajar sejarah. Jam 7 lewat 5 menit
gue berangkat sekolah dengan motor mio soul tercinta gue . sebelum nyampe
sekolah gue mampir dulu ke rental buat ngeprint tugas gue, maklum gue kagak
punya printer. Seberapa jadul sih gue, sampe printer aja kagak punya. Beruntung banget kan gue, ada
rental yang buka di pagi buta. Yap nyampe sekolah, gue langsung nongkrong di
depan ruang matek. Loh kok nongkrong di ruang matek sih? Gak gaul banget gue.
Orang tuh yah nongkrong di deket lapangan basket atau dimana banyak orang
berkumpul. Lah gue, nongkrong di depan ruang matek. Bukan masalah gue nongkrong
dimana yang penting hari ini gue dapet 100 ulangan matematika. Baca sekali
lagi, GUE DAPET 100 MATEMATIKA, catet hari ini Rabu. Tanggal 10 Mei 2012! Yah
memang lebai gan kalau gue heboh banget
dapet 100, mungkin buat orang-orang pintar itu biasa but itu LUAR BIASA buat
gue yang hanya punya otak standar, standar orang-orang yang biasa dapat nilai
berkisar 1 nyampe 7 kalau ulangan matek.
Oh iya, ini gue lagi di ruang PAI nih. Gue kira, hari ini bakalan maju ke depan
kelas buat dakwah. Eh ternyata kagak, bersyukur banget gue. Dan waktu ibu
ngejelasin tentang dakwah dan khothbah eh atunya ada bola volley yang nyasar
masuk ke kelas kami. Maklum ni ruang PAI emang tepat berada di samping lapangan
volley.
Kejadian ini nih yang paling seru, waktu presentasi bahasa
inggris. Gue satu kelompok bareng Aina, Zakiah dan Arif yang juga temen satu kelompok gue di bahasa Indonesia.
Sumpah kelompok gue ini kocak banget waktu maju, apalagi yang namanya Arif. Dia
ngejelasin itu gak jelas banget, sampe-sampe mam (sebutan guru b.ingg
kesayangan kami) syok. Ni anak udah salah sebut nama orang yang bertanya,
ngejelasin nya juga belibet. Mana pake ketawa-ketawa pula, sampai gue harus
turun tangan buat ngejelasin ke Ni’ma yang nanya sampai dia ngerti. Nyampe sini
aja deh, gue bentar lagi ulangan sejarah. See you next time guys :)
Langganan:
Postingan (Atom)